Sunday, September 9, 2018 0 komentar

Hidden Beach - Pantai di Kota Dumai

Setelah membahas kota Dumai secara umum, mari kita lihat, apakah ada pantai di kota ini? Eits, jangan salah, tetap ada kok, walaupun tidak mewah tapi lumayan untuk hang out. Jika kemarin saya rekomendasikan untuk ke pantai di Pulau Rupat yang memerlukan akomodasi dan waktu untuk menyeberang, maka ini adalah pantai yang tak perlu waktu lama untuk menuju kesana, karena letaknya memang dekat dari pusat kota Dumai.

Dermaga Pelindo Dumai

Walaupun bisa dibilang ini bukan tempat wisata yang lazim, karena sebenarnya area ini adalah masih termasuk area Dermaga Pelindo, tapi jangan salah, areal ini memiliki yang cukup bagus, selain terlihat kapal besar yang sedang bongkar muat, pun banyak kapal nelayan lalu lalang, menambah eksotisme senja, mau bukti? inilah gambar menjelang matahari terbenam.
Untuk menuju area sini cukup mudah dan dekat karena masih di area pusat Kota, tinggal mengikuti Jalan Pattimura ke Utara hingga mentok, kemudian belok kiri, kemudian setelah berjalan kurang lebih 100 meter, terdapat gapura Pelindo di sebelah kanan, mungkin terasa agak aneh karena tempat tersebut juga untuk lalu lalang truk, tapi langsung saja masuk saja, karena security nya sudah tahu jika kita ada adalah pengunjung yang menghabiskan waktu menikmati pemandangan. Tidak ada di google maps, jadi saya tandai di peta bawah ini ya. Hehe..
Tidak pasir pantai disini yang ada adalah bebatuan yang menjadi pembatas antara darat dan air. Untuk tempat makan, karena bukan tempat wisata, hanya ada beberapa warung makan sederhana yang lebih diperuntukan untuk pekerja yang beraktivitas di sekitaran pelabuhan. Tidak ada pungutan biaya untuk masuk ke tempat ini

Pantai Purnama

Beranjak ke Pantai yang memang untuk wisata, dari sebelumnya adalah tempat yang agak dipaksakan sebagai tempat wisata. Hehe. Adalah Pantai Purnama, sesuai namanya pantai ini berada di daerah Purnama. Tidak terlalu jauh dari area pusat kota Dumai, sekitar 10 km. Dari Jalan Cut Nyak Dien, kemudian belok ke utara, terdapat plang nama sederhana “Pantai Purnama”, masuk ke jalan beton kecil yang cukup untuk 1 mobil.
Pantai ini pun tak memiliki pasir, namun memiliki pondok-pondok kayu baik yang sisi darat maupun pondok yang dibangun di atas air, hal tersebut menjadi daya tarik yang unik tempat wisata ini. Teman-teman bisa berduduk santai menikmati kelapa muda maupun Mi Instan, disarankan memilih pondok yang berada di atas laut, tentu lebih seru.
Source : xplora.id
Memang pondok-pondoknya terbilang sederhana, landscape pantainya pun bisa dibilang biasa saja. Namun, sebagai alternatif menghabiskan waktu dengan keluarga dengan jarak yang tidak terlalu jauh, cukup lumayan. Untuk memasuki area ini cukup membayar uang parkir kendaraan saja.

Pantai Marina Puak (Pantai Puak)

Pantai Marina Puak atau orang lebih sering menyebutnya Pantai Puak saja. Pantai ini memang sama-sama tidak memiliki pasir, namun dari sisi landscape, bisa dibilang jauh lebih baik dari Pantai Purnama, arealnya lebih luas, kemudian view-nya pun lebih bagus. Jika Pantai Purnama terletak di barat pusat kota Dumai, maka Pantai Puak terletak sekitar 14 km ke arah timur.
Dari Jalan Arifin Ahmad, belok ke utara masuk Jalan Masjid Teluk Makmur, plang-nya sudah cukup bagus, kemudian gapuranya pun tertera jelas, “Pantai Puak Marina”. Selain pemandangannya bagus, tempat ini memiliki areal bermain anak-anak, seperti seluncuran, mainan panjat dan lain sebagainya. Areal parkirnya luas, tempat makan dengan menu ikan pun tersedia. Sepanjang bibir pantai, berjajar pondok-pondok untuk bersantai. Untuk memasuki area ini, perlu membayar retribusi namun sama sekali tidak mahal.


Pantai Koneng

Masih dengan Jalan Arifin Ahmad, tidak jauh dengan lokasi Pantai Puak. Sekitar 1 km lagi ke arah timur kemudian belok ke utara memasuki Jalan Datuk Hakim (see : peta di Pantai Puak), kali ini pantai dengan pasir walaupun berupa pasir buatan. Hehe. Memasuki area ini untuk retribusi cukup lumayan, mungkin karena pantai ini adalah pantai buatan yang memerlukan biaya.
Walaupun pasir buatan, namun pasirnya cukup halus. Selain pasir yang menjadi daya tarik karena cukup sulit menemukan pasir berpantai di Dumai, adalah Durian dari daerah Pelintung, ketika musim Durian, teman-teman bisa membeli durian di pantai ini dan menikmatinya di pondok yang tersedia. Durian ini tidak terlalu mengandung gas seperti Durian Medan, namun lebih ringan dan rasanya sangat manis.
Jika ke timur lagi ada Pantai Ayu Akasia, namun saya belum pernah mencobanya. Selamat menikmati pantai di Dumai, semoga informasi ini membantu :D
Tuesday, September 4, 2018 0 komentar

Selamat Pagi Semarang - Pelangi di Ujung Senja




“Bulan tak akan pernah sempurna, jika tidak ada senyummu yang menghiasinya”


Pagi buta aku susah payah menelan sarapan yang telah disiapkan ibu,, bagaimana tidak ini baru jam 4 pagi dan aku harus sarapan. “Pokoknya dihabiskan!”, jawab ibu tanpa tawar. Aku mau kembali ke Semarang. aku memilih waktu selepas subuh karena jalanan tidak ramai sehingga waktu yang kutempuh juga pendek. Dengan setengah mengantuk aku terus menelan.

Kudorong motor tua andalanku, Suzuki tahun 2000, yang sudah terbeli sejak aku di Sekolah Menengah Pertama. Pasang slayer, penutup hidung dan mulut, tak lupa kaos tangan, Fajar belum menyingsing sudah pasti dingin. Kucium kedua tangan orang tuaku dan motor ku jalankan pelan setelah mengucap salam.

Sepanjang perjalanan aku menikmatinya, jalanan masih sepi, terkadang tergoda untuk memacu cepat tapi tak jarang aku memelan dan menikmati pemandangan sekitar. Selepas dari kota Solo menuju Kartosuro kemudian masuk ke Boyolali, walaupun Boyolali ada kota kecil tapi cukup asri dan bersih. Di sisi perjalanan aku mulai melihat pagi yang menggeliat, terutama saat melewati pasar, bisa dibilang masih pagi buta, tapi aktivitas sudah terlihat riuh. Aku memasuki kota salatiga di jam berangkat anak sekolah, jalanan mulai padat, orang lalu lalang, bus berhenti menurunkan dan memasukkan penumpang, gerbang sekolah dikerumuni murid-murid tergesa, tak mau terlambat. Lepas dari Salatiga, masuk ke Banaran, kebun kopi di kiri-kanan jalan, pertanda, Semarang sudah dekat.

Setelah 3 jam berkendara dari Solo-Semarang, akhirnya sampai juga di kos-kosan. Aku sampai di semarang hampir pukul 8, kusempatkan ke Semarang di tengah liburanku panjang, Kartu Rencana Kuliah harus tetap terisi dan tak luput pun, urusan rindu dengan Mei. Sehari saja sudah rindu berat tak bertemu apalagi seminggu.Di parkiran kosan, kurasakan cahaya pagi yang kekuningan menerpa wajahku. Aku bergumam “Pagi yang cerah, selalu menenangkan”. Kemudian aku beringsut ke ruang tamu, untuk sekedar melepas lelah dan menyelonjorkan kaki di depan televisi.

Ketika melepas penat sembari melihat berita olahraga, tiba-tiba luke nyeletuk dari belakang “Eh Rie sudah balik?” Luke tiba-tiba muncul, dengan wajahnya yang berantakan, habis bangun. “Eh udah mulai belum liputan bola?” Yang dipikiran Luke cuma dua, berita bola dan tidur, Akh ini anak memang malas sekali. Dia duduk berjongkok di sampingku, “Udah penuh tu Luke!”, candaku. “Ini lagi seru nih liputannya Juve”, matanya tak bergeming sedikitpun. Pikiranku kembali menerawang, hari ini, aku ingin bertemu Mei, yah sekedar makan saja. entah siomay..batagor..cimol, entah apalah yang penting bersama Mei, aku tersenyum sendiri seperti orang setengah gila.

Aku masuk ke kamar yang sudah 2 minggu tak ditempati. Bau pengap mulai merasuk kuat, kubuka jendela dan kuletakkan tasku yang suupeer berat, biasa, anak kos yang pulang selalu di isi full oleh ibunya, begitu juga aku. Tas seberat itu paling banyak isinya adalah berbagai macam cemilan. Aku kembali merebah, malas melepas segala perlengkapan yang masih terpasang, tanganku sudah tak sabar, segera kuketik SMS di hape “Mei, sibukkah hari ini?”, aku menunggu, dengan penuh harap.

 
;